Rabu, 13 Juli 2016

Pegalihan perasaan biar nggak baper

Saya masih harus bolak balik ke sukabumi. Jakarta-Sukabumi. Tapi saya tidak akan membahas ada apa di sukabumi, ada apa di Jakarta, perbedaan kehidupan saya antara ketika saya di jakarta atau sukabumi. Tapi saya lagi kepengen aja ngebahas perasaan.
Baper mulu emang.

Orang yang masih lajang pembahasannya nggak jauh-jauh dari perasaan. Sensitif kali kau, Lay!

Saat saya lagi di Jakarta, sy kepengen ke Sukabumi, kangen aktifitas-aktiftas di Sukabumi. Saat saya di Sukabumi pun sebaliknya. Kangen kegiatan-kegiatan yang saya lakukan di Jakarta.

Perasaan memang senang mempermainkan kita jika kita tidak jago dalam menyikapinya. Kita harus benar-benar menjadi seorang yang proaktif walaupun jelas jelas itu hanya teori barat yang sulit banget saya terapkan. Ya, katanya orang orang yang proaktif tidak akan terpengaruh  oleh lingkungan, suasana hati dan teman temannya. Hey itu nggak semudah membalikan telapak tangan dodol. Untuk nggak mual saat ngeliat teman mabok kendaraan aja itu udah hebat bagi saya.
Terlintas gambar kafe jamban di facebook aja udah sukses bikin saya nggak nafsu makan.

Tapi... nggak ada yg nggak mungkin. Perasaan itu milik kita, kita bisa mengaturnya. Saat saya rindu pada masa lalu yg jelas2 udah nggak bisa saya lakuin lagi di masa ini, tugas saya hanyalah mengalihkan. Pengalihan perasaan itu kadang penting buat saya yang sering banget ditolak cewek sebelum menyatakan. . Ditolak cewek sebelum mengungkapkan. Jadi, Penolakan sebelum bener-bener menyatakan adalah Nyesek.

Ketika saya rindu sukabumi, saya akan fokuskan perasaan saya utk melakukan kegiatan hal baik di Jakarta, dan saat saya rindu Jakarta saya akan fokus dgn pekerjaan yg tengah saya kerjakan di Sukabumi. Hasilnya? Brilian, saya kehilangan sedikit perasaan. Efeknya saya rindu dengan perasaan perasaan saya dulu. Perasaan saat penolakan itu hadir, perasaan ketika percaya diri itu muncul. Jadi ketika perasaan itu datang saya akan tetap menjaganya hadir tetapi tidak sampai membawa perasaan itu sendiri. Ya baper.
SELANJUTNYA >>

Sabtu, 09 Juli 2016

Kelelahan pikiran

Belajarlah hingga lelah itu sendiri lelah menghampirimu.

Beberapa hari ini saya mengalami kekacauan pikiran yang hebat. Harusnya hari raya adalah hari yang dinanti nanti umat islam. Tapi bukan berarti pula saya tidak menantinya. Saya hanya mengalami stress kecil akibat pikiran dan kenyataan tidak pernah bersatu. Maksud saya, kenyataan itu sering kali tidak sesuai apa yang saya pikirkan. Ya seperti itu. Munculah stress dalam beberapa hari ini. Menulis ini pun kekacauan pikiran saya masih berlanjut. Nanti ketika pikiran saya jernih saya akan membaca tulisan ini adalah tidak lebih dari sampah semata. Yang pasti hampir saya kelelahan berkelahi dengan pikiran-pikiran konyol saya. Hasilnya saya selalu kalah kedengan kenyataan yang ada.

Saya mengerti tulisan saya sulit dimengerti. Saya pun demikian. Iya ketika kekeruhan pikiran mulai lenyap, kejernian pikiran bisa menilai. Baru saya akan sadar betapa buruk tulisan ini. Dan anda harus tau gaya semacam ini akan muncul ketika bukan saja kekacauan pikiran datang, tetapi ketika juga saya tengah mengagumi seseorang. Nice. Betapa sulit sy ini dimengerti, tetapi akan sangat ditebak jika saya suka terhadap seseorang, ya dengan orang itu sendiri. Dengan orang yang tengah saya kagumi.


SELANJUTNYA >>