Minggu, 25 Januari 2015

Trip Malang

Liburaan.... !!! Mari kita kemon!!!!! (Tulisan ini sudah telat sebulan. Ekspresi tersebut sudah  hadir ketika tanggal 22 Desember 2014 kemarin).

 Iya.. tanggal itu adalah tanggal liburan gue dimulai.

Tanggal segitu jugalah gue ke Malang sama temen-temen kampus. 

Sebenernya liburan gue hampir gagal, karena harus mengikuti pelatihan di sekolah. Tapi karena Yosi mau di ajak pulang lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan (dan kita sepakat cancel tiket pulang dari tanggal 29 menjadi tanggal 27) jadi gue tetep ke Malang dengan bekal seadanya..

 Go..go...go..go...!!!!

Gue memutuskan untuk "Ok.Gue jadi ikut!" di jam-jam terakhir jadwal pemberangkatan kereta. Itulah yang membuat gue hampir telat sampai stasiun Senen waktu itu. 

Kampung Rambutan-Senen....... jalannya nggak nyantai Men. 
Maceeett paraahhh....!!!!

Jadi pikiran gue saat menuju stasiun Senen adalah "Ok. Klo emang nanti gue ketinggalan kereta, itu artinya gue diizinin hang out ke Atrium Senen. Itu artinya Tuhan mengarahkan gue kesitu. Kali aja bisa kenalan sama cewek-cewek mall. Itu kan keren banget. Ha ha ha ...Terus kita tabrakan, terus kita jadian deh...Atau?? Kita terkunci berdua bareng di lift sambil main tebak-tebakan gitu. Keren kan, ya?ya?" #plak

Hayalan gue buyar ketika kondektur nyolek-nyolek gue buat nagih ongkos.

"Bang...kira-kira stasiun Senen berapa lama lagi?"
"Duh..masih lama, Mas. Tidur lagi aja?"
What?? Tidur? Baru kali ini ada kernek nyuruh gue tidur. Cie perhatian, cie..

Dan gue juga nggak sadar, dia nyolek gue dibagian mana ya.

Aaaaggghhhhhhhh.........aku kotor mama!!! Ok. Itu lebay.

 ===========
Sampai stasiun Senen untungnya gue nggak telat-telat banget.  Temen-temen gue lagi pada ngantri di pintu masuk. Antrian panjang bagai ular tangga itu (Uler tangga?Emang uler tangga panjang?) membuat gue inget masa-masa mudik lebaran. 
Ya..lebaran dan liburan emang nggak jauh beda, sama-sama menuai kemacetan dan antrian panjang dimana-mana.


Nyok..ah...kita kemon..!!!

Matarmaja sudah siap berangkat. 
Kereta ekonomi itu membuat gue merasa ditarik lagi ke zaman purbakala. Jadi teringat lagi sama film jadul Tragedi Bintaro yang diputar ulang di TV baru-baru ini. Wah seru. Untung gue nggak jadi naik pesawat. Bener kata temen gue lebih seru menikmati perjalanan seperti ini. Naik ekonomi desek-desekan, antri-antrian. Merakyat banget kan bro..


Ekonomi rasa eksekutif.....



Iya, merakyat.... tapi gue bukan malah merakyat, malah ngegembel gini. 
Tepatnya kayak gembel yang habis ngelem aibon....

Kapal goyang Kapten....!! Mikir!!!

 Setelah menghabiskan perjalanan hampir tujuh belas jam. Akhirnya kita sampai di Malang.

Dan gue udah sampai di Puncak BROMOOOOOO....!!!


Puncak Pananjakan Bromo. Njir..dinginnya nggak nahan
 Bromo, saat liburan udah kayak di Jakarta aja Men..Penuh.

Dan berikut inilah saat-saat menunggu matahari terbit.. Oh.. matahari kedatanganmu ditunggu-tunggu kawan...



Tapi sayang kita udah nunggu berjam-jam, matahrinya tak kunjung muncul, ia terhalang awan hitam. Yahhh...jarang-jarang padahal ke sini

 Habis dari Puncak kita langsung menuju kawah Bromo...Yeyyyyyy....!! Kawah...!



Untuk menuju kawah, kita bisa berkuda, Bro. Penyewaan kuda hanya 125 ribu. 
Dan saat gue berkuda, gue berasa lagi hijrah dari Mekah ke Madinah melewati padang pasir yang puanasssnya pool...
Kuda: Mimpi apa gue semalem ampe ditunggangin orang aneh.Cih


Oia, kalo ke Malang Men, jangan hannya ke Bromo. Masih buanyak banget tempat-tempat keren lainnya yang bikin mupeng orang kalo kita jadiin pose-pose alay atau unyu di DP BBM..ha ha ha ha

Foto berikut ini adalah Pulau Sempu. Ya..kita juga ke Sempu.







Dan kalo kalian mau mengingat-ngat masa lalu atau menapaktilas sejarah bangsa khususnya transfortasi, kalian bisa lho ke Batu. Di sana ada yang namanya museum Angkut. Tempatnya keren abis dan gak kayak museum-museum yang freak dan ngebosenin yang cuma enak dijadiin tempat pacaran saking sepinya..






Ini video amatir jalan-jalan kemarin bro. Monggo di pantengin dulu..


Ok segitu dulu postingan jalan-jalan kali ini.
Thank klo udah mau comment..



SELANJUTNYA >>

Selasa, 20 Januari 2015

Sakit dan Sendiri.

Sakit. Sendiri. Jauh dari keluarga. Adalah hal yang nggak mudah dilalui. 

Disinilah betapa pentingnya peran-peran keluarga. Ibu gue misalnya, kalo manja gue kumat, mana pernah gue malu untuk minta disuapin makan. Nyokap gue emang udah paling the best.

Bapak juga keren. Bokap jadi super baik kalo gue lagi sakit. Suka bawaain makan ke kamar. Ini kalo emang gue udah super mager dan nggak keluar-keluar dari kamar. Beliau emang inisiatif

Ade gue. Tiba-tiba jadi orang yang paling baik sedunia dengan mau gue suruh-suruh buat beliin apa aja. Tapi kalo gue lagi sehat. Kupingnya tiba-tiba serasa budek pas ketika gue suruh.

Tapi hari ini. Sakit dan sendiri, harus gue lalui.. tanpa mereka. 

Gue nggak mau selamanya menjadi anak manja dan serba ketergantungan. Cih

Gue pasti bisa (tarik nafas)..

Gue coba mengingat-ingat lagi tentang syair Imam Syafi'i tentang musafir, yang tak lain tak bukan untuk memotivasi diri. Meng-upgrade kembali semangat musafir yang di sarankan Beliau. Beliau adalah musafir.Dan gue? Sekarang status gue juga musafir.

Kira-kira seperti ini syairnya:

Merantaulah....
(Orang pandai dan beradab tidak akan diam di kampung halaman)
(Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang)

Pergilah kau, kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang diam menjadi rusak kerena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak 'kan keruh menggenang
Singa takkan pernah memangsa jika tidak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur takkan kena sasaran
Jika saja matahari diorbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tidak akan menunggu saat munculnya datang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
Jika dibawa ke bandar berubah mahal menjadi perhatian hartawan

Jadi kalo cuma sakit dan sendiri, jalanin aja. Nikmatin. Lagian gue juga nggak benar-benar sendiri kok. Ada Allah dan para malaikatnya yang senantiasa menjaga kita.

Semangat. Sehat, dan Produktif!!


 

SELANJUTNYA >>

Sabtu, 17 Januari 2015

Selamat Datang Bidadari Kecil Kami

Di awal tahun 2015 ini gue kedatangan bidadari kecil.
Keponakan gue bertambah satu. 
Disaat negara ini sedang sibuk mencaci para pemimpin, disaat semburan mulut rakyat penuh dengan hina dina atas kebijakan carut marut para pemimpin bangsa ini, ia lahir dengan membawa kebahagiaan sekitar. Ia membuat lupa sejenak akan harga bbm yang naik disaat harga minyak dunia turun, ia mengalihkan pandangan dari kenyataan bahwa harga LPG 3kg merangkak naik. Ia benar-benar menyuguhkan kebahagiaan kepada kami. Melupakan berita-berita negatif yang disuguhkan televisi.
Ia juga membuat kami berkumpul menjadi satu. Menyaksikan tangis yang keluar dari mulut yang masih suci dan bersih dari kepalsuan.
Semoga ini simbol bahwa bidadari kecil keponakan gue datang untuk menyelamatkan kami yang senantiasa lupa akan kebahagiaan karena begitu derasnya kemunafikan di negara ini, kealfaan pemimpin akan janjinya, keegoisan kaum pejabat. Sekali lagi ia datang untuk mengajarkan kami untuk tidak lupa dengan kebahagiaan yang semakin terkikis oleh kebijakan yang memberatkan.

Selamat datang putri cantik keponakan om. Mari kita hadapi dunia ini dengan kesabaran dan kebahagiaan. Jangan ragu untuk menagis ketika kamu mengingkinkan sesuatu. Ada mamamu yang senantiasa mengerti bahasamu. Dan ada om mu ini yang akan menuliskan kisahmu di blog ini.





SELANJUTNYA >>

Selasa, 06 Januari 2015

Waktu

Udah lama nggak ngeblog. Udah lama nggak nulis. Entah gue sibuk atau apa, faktanya gue nggak dapet apa-apa. Waktu kebuang begitu aja. Berlari begitu cepat, dan gue sama sekali nggak berdaya akan hal itu.

Manusia diciptkan untuk bernegosiasi dengan waktu. Ada yang bilang, hati-hati dengan waktu. Ia ibarat air tenang namun menghanyutkan. Berapa banyak kata "tau-tau" dalam hidup kita

"tau-tau udah mau lulus"
"tau-tau udah udah jomblo lagi aja"
"tau-tau udah menikah"
"tau-tau udah punya anak"
"tau-tau udah besar anaknya"
"tau-tau...."

Betapa beruntung manusia-manusia yang bisa mengatur waktu.

Walaupun setiap waktu yang diberikan kepada manusia itu sama, yaitu sama-sama dua puluh empat jam. Tapi bagaimana memanfaatkan waktu itulah yang membedakan satu sama lain.

Semoga aja kita bisa dengan bijak memanfaatkan waktu itu



SELANJUTNYA >>