Sabtu, 24 November 2012

Celana Dalem

Kemarin gue baru aja kongko bareng sama temen yang profesinya bidan yang kebetulan udah praktek di rumahnya sendiri. Dah sumpah gue dapet ilmu banget atas obrolan-obrolan tersebut, terutama sekitar selangkangan. What? Selangkangan? Plis deh ini nggak seperti apa yang lo pikirin.

Kadang beruntung sharing sama orang-orang yang ngggak se profesi sama kita. Ya, bisa dapat ilmu baru, bisa juga menjenuhkan sih sebenarnya (Mungkin karena salah satu topik bahasannya nggak menarik). Tapi untuk masalah selangkangan, apalagi mengenai soal kesehatan dibagian sensitif tersebut, mata gue yang sudah mencapai 5 what berubah menjadi ribuan what.*rambut gue pada mulai berdiri. Kuping gue siap dengan kuda-kudanya. Mata gue bulat penuh. Dan, gue terlalu lebay kan...

"Lo ganti celana dalem berapa hari sekali?"

Gue lupa kenapa akhirnya temen gue ini bisa nanya ke celana dalem. Padahal awal-awalnya kita lagi ngegosipin dan ngabsenin temen-temen kita yang sudah nikah dan yang sudah cerai lagi. Karena ujung-ujungnya nih anak mau ngecengin gue yang intinya nanya 'Lo, kapan, Met???'
 
Masalah berapa kali sehari gue ganti celana dalem, jelas pertanyaan yang privasi banget menurut gue, dan cewek pula lagi yang nanya. Bisa ketahuan kartu gue nanti. Tapi halal temen gue ini. Temen ngegila lagi. Pikir gue sepele.

"Dua kali sehari sih" Jawab gue walaupun sepenuhnya nggak bener. Padahal kalau lagi nginep di tempat temen, dan lupa bawa CD, bisa side A side B celana dalem gue pake.

"Lo tau nggak kapan ganti celana dalem yang standar?"

"What?....Emang ada yah standarisasi untuk masalah ganti celana dalem kapan-kapannya?"

"Enggak, maksudnya gue, normalnya berapa kali dalam sehari. Gitu"

"Yah, gue nggak tau sih. Gue mah tergantung kebutuhan. Sama berapa banyaknya celana dalem yang gue punya" kata gue sambil inget-inget jumlah celana dalem yang gue punya berapa.

"Yang normalnya itu, ganti celana dalem yang setiap lo habis mandi. Kalau lo mandi dalam sehari 3 kali, berarti lo ganti celana dalem sebanyak itu. Tiga kali juga. Karena kalau nggak, takutnya bisa menimbulkan reaksi alergi saat dipake"

Tiba-tiba pantat gue ngerasa gatel dia ngomong gitu. Mudah-mudahan ini hanya sugesti, bukan penyebab celana dalem gue. Nyatanya gue baru aja salin kok, sehabis mandi tadi.

"Berarti, kalau gue nggak mandi-mandi, gue nggak ganti-ganti celana dalem dong?".

 "Nggak gitu juga, dodol!" temen gue sedikit tersendak karena es jeruk yang baru aja ia seruput dengan sedotan putih terlepas dari bibirnya.

Obrolan kita seputar selangkangan nggak akan rampung-rampung kalau nggak diakhiri.  Sampe kiamat pun akan tetap menjadi topik yang menarik di otak gue.

Pesan moral: Kalau lo ngerasa gatel atau menimbulkan reaksi alergi di celana dalem lo. Segera ganti celana dalam lo. Plis gantinya jangan pake celana dalem orang lain.

Mimpi : Kepingin nyobain celana dalemnya superman deh. Pasti ukurannya S. (Emang muat?)

Saran : Ngomong-ngomong celana dalam. Lo mesti konsisten, apalagi terhadap warna. Kalau banyak variasi warna khawatir ketuker celana dalem bokap. Makanya kalau celana dalem lo warna kuning, semuanya harus warna kuning.


Baik Inner beauty maupun inner clothing sama-sama penting, Men.







SELANJUTNYA >>

Jumat, 23 November 2012

Mencari hastag di twitter

Sebagai seorang yang eksis di dunia twitter, gue salah satu bagian dari orang yang sering ngejunk bahasa kerennya. Atau sering nyampah bahasa teganya. Soalnya kadang gue suka nulis yang nggak penting juga sih.
Kaya gini misalnya:

'test'


artinya apa coba nulis test di timeline. Bagi gue sih itu tulisan nggak berarti banget.

Atau : 'Baru bangun neh' halah lebih nggak penting

Tapi kalau nggak penting kenapa gue tulis ya? Ya, itulah twitter, orang bebas menulis apapun. Termasuk 'tas-tes, tas-tes.

Tapi nggak selalu gitu juga sih, kadang kalau gue lagi sehat secara berpikir, gue suka juga nulis-nulis kata-kata bijak. Wihh...

Misalnya  nih:
'orang bijak taat pajak. Termasuk pajak jadian ya'

 Hahaha...bijak dimananya coba? Kan yang penting ada kata 'bijak'

Dan gue juga nggak mau kalah sama para motivator yang kadang suka kultiwt di twitter. Makanya sesekali gue pernah nulis kultiwt di twitter. Keren kan??

Kultwit = Kuliah twitter adalah ngetwit yang dilakukan secara berseri (Ya walaupun masih ada yang prokotrak untuk masalah ini. Dimana pro kontranya? Halah gue nggak bisa jelasin. Silahkan aja lo buka nih link nya: http://salingsilang.com/baca/kultwit-kuliah-salah-tempat- ) Yang kadang menggunakan tanda hastag ( # ) atau nomer-nomer tertentu.

Karena gue ngerasa kultwit gue keren banget-banget, dan gue narsis, pastinya , dan lo tau nama panggilan gue adalah bhadick. Jadilah gue nulis hastsag kultwit itu kaya gini:>>>  #dick ,dan sumpah gue nggak tau apa itu artinya. Dan  setelah selesai, saat giliran gue mau ngecek hastag gue itu. Intinya mau gue liat lagi lah kultwit gue yang baru aja gue tulis. Dan lo tau apa?
Damn.... yang keluar kenapa gambar titit semua di twitter gue.

Gue langsung  sock, meriang, panas dingin, mimisan dan segala macem dah sampe menyebabkan gue lupa kalau gue bukan homo.

Sial kenapa bego banget gue. Kenapa gue nggak cek dulu diawal. Minimal gue tau gitu artinya nama belakang gue.

Dan inilah akibat rendahnya vocab inggris gue yang memprihatinkan. Ternyata nama panggilan gue, belakangnya artinya titit. Tidaaaaaaaaaaakkkkkkkk....!!!! 

Jadi kalau gue terjemahin sendiri Bhadick itu..... Bah titit....*pingsan*


SELANJUTNYA >>

Senin, 19 November 2012

COKLAT PEMBERIAN

Tadi gue dapat coklat dari murid gue. Bilangnya sih tester. (Tapi dikasih 3 coklat. Haha.. tester kah?). Ya, tetap aja tester, karena kesempatan gue buat makan coklat gratis cuma saat itu, setelahnya gue malah disuruh beli (Huuu dasar pelit). Sebenarnya gue pengemar coklat gila-gilaan, apalagi yang namanya coklat gratisan. Yap,  GRATISAN. Gue rasa bukan hanya gue doang yang suka sama yang namanya gratisan. Karena kata 'gratis' adalah kata terindah sepanjang sejarah manusia.

Tapi aneh, gue senang coklat, tapi nggak pernah modal  untuk beli coklat. Kalau nggak minta, ya dikasih. Haha... sepelit itukah gue?

Tapi terserahlah pelit atau apalah namanya. Karena gue punya alasan tersendiri, kenapa gue sayang beli coklat buat diri sendiri. Kecuali buat pacar. Karena ada yang bilang coklat melambangkan kasih sayang. Duh, teori dari mana coba.

Gini:

Daripada gue beli coklat yang harganya tiga puluh ribu sampai ratusan ribu, mending uangnya gue beliin nasi padang, atau makan di Mcd, kan lebih mengenyangkan.

Coklat kadang hanya enak di lidah tapi nggak enak diperut, bikin melilit.  Tapi kalau nasi padang, mantap dah, baik di lidah maupun di perut. (Rasa rasanya, rasa suka gue akan coklat masih kalah dengan kekhawatiran gue akan kelaparan untuk sebuah perut yang berukuran kecil ini.
Bayangkan saja, gue mending beli aqua gelas enam buah ketimbang beli aqua botol berukuran 600 ml satu, yang harganya sama-sama tiga ribu. Karena kalau gue beli aqua gelas gue akan mendapat 1500 ml. Waw lebih banyak kan? Haha.. gue hemat apa pelit ya?

 Oke kembali ke coklat.
Gara-gara murid gue bbm, dan bilang; cepet dimakan nanti lumer. Akhirnya gue makan tuh coklat, padahal kondisi gue lagi ngajar saat itu. Gue makan tanpa menikmat akhirnya. Langsung telen gitu aja. Karena gue nggak mau kejadian yang menimpah temen gue terjadi sama gue, gara-gara kecerobohannya makan coklat saat ngajar. Ketika tuh coklat lagi diemut (tentu dengan sembunyi-sembunyi, karena nggak enak juga sama murid. Lagi ngajar makan coklat), eh ada seorang siswa tiba-tiba nanya soal, karena dia mentok nggak bisa ngerjain. Akhirnya temen gue, nyamperin dan coba ngejelasin sambil masih mengemut coklat. Mungkin saking semangatnya ia ngejelasin, dan kondisi mulut penuh dengan coklat, akhirnya tuh coklat yang bercampur air liur jatuh di persis di buku, yang tepat berada di depan mata anaknya. Damn. Dan lo bisa ngebayangin sendiri muka temen gue, malunya kaya gimana. Mukanya merah persis kepiting rebus. Dan tuh anak besok-besok langsung beli buku baru, gara-gara bukunya udah terkena liur temen gue itu.

Makanya coklat yang menurut gue enak itu, gue makan dengan cara yang salah, akhirnya. Hasilnya kenikmatan makan coklat itu berkurang beberapa derajat. Malah nggak nikmat sama sekali. Sebenarnya coklat akan lebih enak jika makannya benar. Penuh penghayatan, makannya di sofa pula, plus musik clasik. Wihhh lebay.

Jadi inti tulisan gue ini, gue masih berharap bisa mengulang makan coklat yang benar. Dengan penghayatan, serta merasakan sensasi setiap gigitan. Dan gratisan juga pastinya.

Semoga murid gue, yang baik hati itu senantiasa memberikan testes coklatnya ke gue. Pasti hidup gue akan jauh lebih bahagia.


SELANJUTNYA >>

Jumat, 16 November 2012

Anjir Banjir

Jakarta lagi musim hujan. Hampir tiap hari dan tiap sore hujan senantiasa mengguyur kota yang kalau siang hari penduduknya mencapai 12 juta jiwa ini. Bagi sebagian orang nggak masalah hujan tiap sore gini, apalagi bagi tukang ojeg payung, hujan adalah uang bagi mereka. Tapi bagi gue, apalagi kalau hujannya lama banget redahnya, akses jalanan ke rumah gue sekejap jadi lautan air.

Ya, jalan menuju rumah gue sering banget bajir kalau hujannya nggak ketulungan lebatnya. Seandainya motor gue bisa gue sulap jadi perahu boot sih nggak masalah. Sayang, penciptaan itu hanya ada dipikiran sinting gue.

Ya, itulah sisi lain dari sebuah kota Megapolitan. Kini ia lebih kerap dikenal dengan banjir dan macetnya. Gue angkat topi yang setinggi-tingginya kalau saja Pak Jokowi ternyata bisa mengatasi banjir di Jakarta Ini, terlebih akses menuju rumah gue. (Bapak akan jadi gubernur terhebat sepanjang hidup saya).

Permasalahan banjir bukan hanya hujan sih. Lagian dari zaman Nabi Nuh, banjir itu sudah ada. Banjir lebih disebabkan akibat perbuatan maupun aklak manusia itu sendiri. Banjir menurut gue adalah sebuah pemerataan keadaan. Bbaik kaya maupun miskin tetap saja kena banjir kalau memang ia tinggal di daerah banjir.

Bagi orang dewasa, banjir adalah musibah. Tapi nggak bagi anak-anak di lingkungan gue. Mereka justru orang yang paling menikmati, bahkan sesuatu yang dinanti-nanti kapan banjir datang lagi.

Kalau banjir datang, seketika akses jalan menuju rumah gue berubah menjadi tempat pemandian masal bagi anak-anak. Bukan hanya anak-anak di dekat rumah yang menjadikan banjir menjadi rutinitas renang masal, tetapi anak-anak kampung sebelah juga datang berbondong-bongong hanya untuk berenang secara gratis di jalan itu. Akibat banjir anak-anak malah jadi pandai berenang tanpa harus membayar mahal seorang pelatih renang. Yang kadang kalau ngeliat mereka renang dengan telanjang bulat serta titik ke mana-mana, gue jadi kepikiran ingin kaya mereka juga. Gue akan lebih bahagia sepertinya.

Seorang anak naik ke teras rumah, terus kencing dengan damainya. Setelah kecing ia nyemplung ke air yang bekas ia kencingin. Sinting, gue jadi mikir dua kali untuk menerobos banjir.


Nah, itulah permasalahan gue kenapa kalau hujan datang gue jadi ribeeeeeett, kecuali kalau gue diizinin sama nyokap, boleh gabung sama anak-anak kampung itu, pastinya keribetan gue berkurang.



SELANJUTNYA >>

Blog gue error

Blog gue yang berjudul "Aku masih hidup bunda" www.ahmadreams.co.cc   error entah kenapa. Padahal segala aib tentang gue disitu semua dari mulai percintaan gue, penderitaan, dan segala macamnya deh pokonya. Sampe yang mengikuti blog itu lumayan banyak (itu gue paksa semua buat follow tuh blog..buhahaha). Sekarang gue cuma bisa bilang"shit" *meratap di kamar mandi*

Tapi gue masih berharap suatu saat nanti tuh blog normal lagi, dan kembali ke pangkuan gue.

Dan ini adalah blog gaje gue berikutnya. Udah lama sih gue buat blog ini. Niatnya ini blog, khusus blog motivasi. Tapi kenyataannya gagal parah. Nggak ada yang percaya juga kali kalau gue ini seorang motivator. Kadang kalau gue ngisi acara gitu malah terlihat kaya stand up commedy. Tapi sejauh ini mereka yg pernah ngikutin acara gue, selain termotivasi (walau cuma hitungan jam), tentu terhibur pastinya.

Oke deh, buat yang sering baca blog gue di www.ahmadreams.co.cc untuk sementara pindah dimari aja ya (sampai tuh blog bener lagi). Semoga blog ini lebih baik lagi tentunya.

Mohon maaf kalau ada salah dalam bertutur kata di dunia nyata dan bertutur nulis di dunia maya.

Salam sukses luar biasa

Ahmad bhadick
SELANJUTNYA >>