Selasa, 28 Mei 2013

Nonton Youtobe Maudy Ayunda

Sambil menunggu pergantian jam belajar di SMA Sudirman gue coba membuka internet dengan laptop sambil memanfaatkan wifi gratisan. Jam ngajar masih satu setengah jam lagi. Kalau cuma bengong dan duduk menunggu, rasanya terlalu sayang waktu berlalu begitu saja.(gaya). Selain terasa aneh (karena yang lain pada ngajar. Jadi gue cuma sendirian di ruang Lab Matematika) gue juga memang nggak ada ide mau ngapain. Satu-satunya yang bisa gue lakuin adalah buka laptop dan internetan. (Tapi boleh nggak request.. jaringannya besok-besok jangan lemot ya. Kalau bisa tambah kuota lagi Pak Kepsek). Dengan sedikit kesabaran melawan kelemotan perlahan gue buka youtube, awalnya cuma iseng mau nyari tentang tutorial main gitar (Iseng aja nggak lagi mau belajar main gitar) tetapi dari sekian banyak tutorial bermain gitar gue nemuin youtube nya Maudy Ayunda.
Daann..
Ternyata banyak juga ya youtube Maudy tentang tutorial bermain gitar? Penasaran gue pun berlanjut buat lihat satu persatu youtube cewek penuh talenta ini.(duh, udah cantik, jago main gitar, suaranya bagus *dab gue pun mimisan). Sejenak hati gue melow sekaligus galau.haha..

Nih gue kasih link nya aja ya youtubenya..kan tadi dibilang wifinya lagi super duper lemot. Jadi gue nggak bisa unggah ke blog gue..

 tutorial gitar Perahu Kertas By Maudy Ayunda
https://www.youtube.com/watch?v=TaMu5YkJjzE


Nah ini gue berhasil upload youtube tutorial yang judulnya Tau Diri. (Mungkin wifinya udah mulai tahu diri)



Terakhir gue juga berhasil upload youtube yang satu ini.. "Not Like The Movies"  Selamat menikmati ya gue mesti pamit karena udah bel....


Eh..setuju gak kalau cewek yang sama Maudy unyu-unyu..

NB: Setelah menonton youtube dan sebelum menuangkannya ke blog ini gue sempet galau. Hayalan dan lamunan seorang pri jomblo muncul..(Andai saja gue bisa pacarin nih orang??? *kepentok meja)
Lamunan panjang itu menerawang jauh entah ke langit keberapa..Ia begitu liar dan tak membosankan. Lantunan lagunya Project Pop tiba-tiba muncul di laptop gue. Lagu itu serasa mewakili hati kala itu. Gue kayak ditampar dan dibacotin Tika dan kawan-kawan "Woy tau diri lo!!"


 haha.. mulai ngaco gue...oke..oke pamit..sampai jumpa lagi ya..

Salam.

SELANJUTNYA >>

Jumat, 24 Mei 2013

Keinginan yang terpejarakan

Kita memulai hidup sebagai seorang bayi yang tahu persis apa yang kita inginkan. Kita tahu kapan kita lapar, kapan kita haus. Menyantap apa yang suka dan memuntahkan apa yang kita tidak suka. Kita tidak pernah kesulitan untuk mengungkapkan segala keinginan dan kebutuhan kita. Kita hanya menangis keras tanpa ragu, atau menahan diri sampai kita memperoleh apa yang kita inginkan. Kebutuhan untuk makan, digantikan pakaian, dipeluk, digendong,  semua ada di dalam diri kita. Bertambah usia, kita mulai merangkak dan bergerak kemanapun yang paling menarik perhatian kita. Kita tahu apa yang kita inginkan. Dan kita langsung mengarahkan ke sana tanpa takut. Namun, di satu titik dalam masa pertumbuhan kita seseorang berkata:
Jangan dipegang.
Jangan dekat-dekat!
Jangan cengeng!
Jangan ke situ!
Sejak itulah kita mulai memberikan arti terhadap larangan-larangan itu sebagai suatu hal yang mengakibatkan kita tidak berani melakukan ini, melakukan itu. Gerakan kita mulai dibatasi orang lain, dan kita mulai memenjarakan segala keinginan kita.

Setelah dewasa kita mulai mendapatkan kata-kta yang memenjarakan lebih jauh lagi keinginan kita:
Mencari uang itu susah.Jangan boros!
Ayah maunya kamu jadi dokter, bukan seperti ini, main musik siang malem.
Mama maunya kamu menikah setelah kamu sudah mapan dulu

Berapa banyak orang-orang di luaran sana memiliki profesi yang ternyata bukan keinginannya, apalagi hobinya. Pantes banyak orang-orang yang bekerja tidak totalitas.
Apa jadinya kalau Michael Jordan tidak hobi bermain basket,  Mariah Carey tidak hobi bernyanyi, dan Mario Teguh tidak hobi berceramah?







SELANJUTNYA >>

Cadangan

Di bidang apapun menjadi cadangan adalah hal yang tidak mengenakan. Tidak semua orang berhati besar untuk menempatkan posisi ini. Karena memang begitulah sifat manusia. Mereka ingin dinomersatukan, dielukan, dan senantiasa dipuji. Apakah salah? Tidak.
Menjadi cadangan bukanlah hal yang buruk. Adanya hukum ketidakpastian inilah seorang cadangan begitu dibutuhkan. Ketidakpastian akan kesehatan, ketidakpastian akan musibah sampai ketidakpastian akan kehidupan. Intinya cadangan memang bukan yang utama tetapi mesti diutamakan

SELANJUTNYA >>

Rabu, 22 Mei 2013

Pamijahan Tasikmalaya


Hari sabtu 18 Mei 2013 kemarin saya ikutan wisata ziarah ke Pamijahan Tasikmalaya. Ini di luar rencana tentunya. Saya hanya melengkapi bangku kosong yang sayang kalau tidak dimanfaatkan. Beberapa peserta ziarah ada yang cancel. Panita dengan segenap usaha kerasnya, akhirnya dapat merekrut orang termasuk saya untuk mengisi bangku-bangku kosong tersebut. Dengan tujuan agar panitia tidak menderita terlalu besar kerugian, akibat pengcancelan tersebut. (Tentu di otak saya hanya ada kata "lumayan liburan murah setelah sabtu minggu secara terus menerus mesti ngajar bimbel). 

Sungguh sebuah perjalanan wisata ziarah yang membuat saya tercengang-cengang. Kita disuguhkan sebuah keajaiban alam yang luar biasa hebat. Sebuah goa.(Ini untuk pertama kalinya saya masuk goa). Goa yang saya pikir hanya ada di dongeng-dongeng penghantar tidur serta di buku-buku sejarah kuno. Oh, This is real.

Memasuki goa serasa memasuki mulut hewan yang besar. Mulut goa tersebut terdapat banyak gigi-gigi halus seperti gigi hewan.(Yang kebayang waktu itu saya serasa masuk mulut ular Basilisk yang ada di film Harry Potter. Damn... kemakan film..). Mulut goa yang sempit membuat para pengunjung mesti berjejal dan berdesakan untuk memasukinya. Suasana yang gelap gulita di dalam goa juga mengharuskan kita menggunakan penerangan agar mempermudah menyelusuri setiap peristiwa-peristiwa yang dulu pernah terjadi di goa tersebut. Kita akan diperkenalkan tempat di mana Wali Allah melakukan ritual seperti bertapa di sana. Konon di dalam goa tersebut juga terdapat lubang yang bisa menuju Mekah. Otak saya benar-benar sulit mencerna akan kebenaran hal itu, apalagi ketika lobang di dalam goa tersebut sangatlah kecil berdiameter kurang lebih 30an senti. Logika saya dan siapapun pasti tidak akan sampai kesana. Tetapi itulah hebatnya sebuah keyakinan. Ia bisa menggapai semua hal yang tidak bisa digapai hanya melalui sebuah logika. (Apa jadinya sebuah agama jika diterapkan berdasarkan logika. Bukankah Iman itu penting. Iman itu keyakinan).
Orang berdesakan untuk memasuki mulut goa


Posisi di dalam goa. Ternyata luas
Perjalanan menuju Pamijahan tidak sesederhana yang saya bayangkan rupanya. Jalan berlubang dan penuh kelokan terkadang membuat pusing dan mual. Belum lagi truk-truk pasir dan truk-truk kayu berlalu lalang seenak jidat membuat perjalanan tidak maksimal. Tetapi pemandangan indah nan asri sepanjang jalan menuju Pamijahan tidak bisa kita abaikan begitu saja. Sesawahan serta pohon-pohon besar sepanjang perjalanan membuat perjalanan cukup mengasyikan. Maklum. Jakarta bisa dipastikan tidak memiliki pemandangan yang demikian.

Sesampainya di lokasi ziarah kita akan disambut oleh tempat parkiran yang lumayan besar yang sering disebut terminal oleh warga setempat.
Berikut adalah foto pintu masuk terminal khusus wisata ziarah itu.

Terminal




Di depan Makam Syeikh Abdul Muhyi
Daaaann....Ini hal yang nggak boleh di lupakan kalau kita plesiran, ziarah atau jalan-jalan............................................






































Oia sekedar info. Kalau Anda berniat berziarah ke Pamijahan sebisa mungkin siapkan recehan (Ratusan ribu juga boleh sih) karena kalau tidak Anda akan kerepotan sendiri untuk menghadapi anak-anak kecil penyambut rezeki seperti foto-foto di bawah ini





Ini temen gue tulus lagi di todong sama bocah penyambut rezeki





























SELANJUTNYA >>

Senin, 20 Mei 2013

Semut di Kamar

Di kamar gue banyak semut.
Nggak enak banget lagi tidur semut mundar-mandir di sekujur tubuh. Risih sekaligus geli-geli gimana gitu. Kadang gue teriak kaya orang kesetrum kalau tuh semut menyentuh bagian organ vital gue.
Mereka hilir mudik tanpa dosa kebagian dimana sampai saat ini cewek mana pun belum pernah menyentuhnya. Bedebah kau Rhoma...

Tidur gue jadi nggak nyaman banget. Hidup gue jadi gampang kagetan. Suka teriak nggak jelas.

Ade gue   :  Bang.. bang..lo kenapa?
Dia hampir aja mendobrak pintu kamar gue saking paniknya.
Gue         : Nggak papa kok. Ini gak tau tumben-tumbenan banyak semut di kamar.
Ade gue  :  Makanya Bang, klo punya makanan bagi-bagi jangan makan sendirian di kamar.
Gue        : Gue lagi ngomongin semut ya, bukan makanan. Plis enyah dari hadapan gue.
Muka ade gue itu ngeselin, udah gitu suka mengkait-kaitkan terutama terhadap kepelitan gue sama dia. 
Ade gue : Yeh, di kasih tau, ngeyel.
Gue       : Ye, bodo. Lagian kepo..
Ade gue : Dasar pelit..
Gue       : Dasar kepo..
Sedetik kemudian kita udah jambak-jambakan di atas kasur..


Entahlah penyebabnya apa. Hmm mungkin emang ada hubungannya sama makanan. Setelah diselidiki ternyata penyebabnya adalah ciki balls yang gagal gue makan semalem. (Semut aneh, harusnya ciki ballsnya yang disemutin, ini kenapa jadi badan gue yang disemutin.) Sumpah padahal gue nggak senyum lho. Beneran.
Mungkin tuh semut mengangkut ciki ballsnya lewat badan gue biar lebih cepat menuju sarangnya.

Tapi memang begitu sifat hewan atau alam. Ia hanya akan bereaksi jika ada aksi. Banjir misalnya. Ia akan benar-benar banjir jika memang ada penyebanya. Masalah banjir bukan hanya sampah, tetapi juga moral manusia. Begitu juga semut di kamar ini. Ia tidak akan muncul jika tidak ada sesuatu yang membuatnya muncul. Hmmm.. moral gue belum lulus kalo untuk sekedar menata kamar menjadi bersih.
SELANJUTNYA >>

Kamis, 16 Mei 2013

WARISAN RASA TAKUT.....

Ini gue kopas dari tulisan gue yang gagal diterbitkan. Karena ada sesuatu hal. Kalian akan tau kenapa tulisan itu menjadi tulisan gagal. Ini hanya berbagi pengalaman sama kalian. Ambil baiknya, buang buruknya.
Cekidot!!!

====== WARISAN RASA TAKUT ======
Saya amatlah penakut. Dari kecil hingga sekarang rasa takut itu masih ada. Rasa takut yang dipupuk oleh lingkungan yang cenderung alfa, membuat daftar ketakutan saya kian bertambah. Mulai dari takut ondel-ondel, takut gelap, takut setan, sampai takut ngelewatin pohon kecapi yang berada di pinggir jalan dekat rumah. What? Takut pohon kecapi?

Saya akan mulai dari ketakutan-katakuan saya yang nggak penting. Takut ondel-ondel. Boneka besar berwajah kayu itu bikin saya menjerit histeris dan spirin tanpa intruksi. Di otak saya, boneka besar itu serasa hidup. Hal itu membuat saya tak peduli kalau ternyata dibaliknya adalah manusia. Penyutradaraan otak begitu mencekam jika melihat goresan-goresan wajahnya yang tak wajar menurut akal. Saya tidak tahu kenapa saya takut sama ondel-ondel. Tapi itulah kenyataan saat saya kecil dulu.
Apakah lingkungan sangat berpengaruh? Saya rasa iya.
Saya masih ingat ketika teman-teman saya lari tunggal-langgang gara-gara sepasang ondel-ondel yang datang dari kejahuan. Akibatnya saya juga ikutan lari. Saya juga tidak tahu kenapa meski lari. Pokoknya saya harus lari.
Kalau melihat teman-teman lari seperti itu pasti ada hal yang membahayakannya, dan tidak menutup kemungkinan akan membahayakan saya juga. Makanya saya ikutan lari. Daripada mati konyol, pikir saya waktu itu. Dari pada saya diterkam, begitu yang terlintas dibenak saya dulu. Kalau sudah begitu, saya akan menutup pintu rumah rapat-rapat dan menarik nafas panjang sambil bersandar di balik pintu. Jika dirasa sudah aman, baru saya akan keluar rumah lagi.
Saat kecil praduga-praduga saya akan ondel-ondel begitu negatif. Sehingga jika ada ondel-ondel datang, mesti saya lari dan menutup pintu rumah rapat-rapat. 

Belakangan ini saya baru ngeuh kenapa anak-anak di lingkungan saya pada takut ondel-ondel. Tetangga saya, misalnya. Jika sedang menyuapi anaknya makan, dan jika satu suapan saja ditolak, orang tua ini kerap bilang “Ayo, abisin, nanti ada ondel-ondel lho”
Tentu saja otak anak ini akan mengkaitkan sesuatu yang buruk terhadap ondel-ondel. Dan benar saja, ketika terdengar suara tetabuhan, dan anak yang lain teriak “Ada ondelll-ondelllll!!!!!” Sontak semua anak di lingkungan saya lari. Yang tengah main bola, bolanya ditinggal. Yang tengah main kelereng, kelereng ditinggal. Duh, cape deh...

Belum lagi ketika malam hari datang. Selain takut ondel-ondel, saya juga takut ngelewatin pohon kecapi yang berada di pinggir jalan dekat rumah. Jelas-jelas kalau siang hari pohon kecapi itu suka saya panjat, mengambil buahnya yang begitu manis dan empuk di lidah. Atau sekedar bermain bersama teman sambil menyaksikan Keoang Mas Taman Mini Indonesia yang dapat terlihat dari atas pohon besar tersebut. Tetapi justru ketika magrib tiba semua anak takut untuk melewati pohon kecapi itu. Kesaksian Bapak dan beberapa tetangga tentang bersemayamnya kuntilanak di pohon besar itu membuat kami tidak berani berjalan santai jika harus melewati pohon besar itu. Khususnya saya, akan lari sekencang mungkin jika harus melewati pohon kecapi tesebut. Dan sampai pohon kecapi itu di tebang, saya belum pernah mendengar atau melihat sedikit pun kuntilanak tersebut. Aneh kenapa saya takut. Tapi itu fakta yang terjadi.

Ini yang sampai saat ini saya tidak habis pikir, kenapa juga saya mesti takut ke kamar mandi malam hari pada waktu itu. Kalau terpaksa ingin ke kamar mandi pada malam hari saya pasti minta diantar dengan tidak menutup pintu kamar mandi tersebut. Untung tidak sampai saya sebesar ini rasa takut itu hadir. Sumpah. Ribet jika selamanya kita menjadi seorang penakut. Mandi terus pintunya dibuka? Sinting!!

Emang ada apa sih dengan malam hari? Akhirnya saya bertanya juga sama diri sendiri.
Malam hari identik dengan hal-hal menyeramkan, apalagi malam jumat. Konon kalau malam hari setan-setan pada keluar. Entah saya mendapatkan teori dari mana waktu itu.
 Tapi yang menambah horor dikehidupan saya kecil, almarhum kakek setiap malam jumat sering mengadakan ritual terhadap benda-benda pusakanya. Pasti di sekitar rumah (Yang kebetulan rumah kakek hanya bersebelahan dengan rumah saya) tercium bau kemenyan yang sangat menyengat. Menurut saya bau kemenyan identik dengan horor.
 Ibu tidak pernah alfa menyuruh semua anaknya masuk ke dalam rumah jika magrib datang. sembari berkata “Ayo masuk!! Nanti ada setan di luar.” 

Emang kalau magrib datang hantu-hantu pada keluar? Terus siangnya pada kemanaaa?? 

Pasti ada niat baik diantara larangan-larangan orang tua. Mungkin caranya saja yang salah. Karena walau niat yang benar, tapi caranya salah, akan rawan kesalahan. 
 Gadis perawan nggak boleh duduk di depan pintu, nanti jodohnya jauh. Begitu pesan orang tua-tua dulu. Padahal jelas-jelas kalau duduk di depan pintu akan mengganggu orang yang lewat, bukan jodohnya jauh. Hadeh.

 Tetapi tidak bisa dipungkiri, rata-rata orang, bahkan di zaman penerangan seperti sekarang ini orang masih cenderung percaya pada mitos-mitos serta dongeng-dogeng zaman dulu. 

Pertanyaan yang menggelitik di otak saya adalah kenapa para hantu tidak keluar siang hari? Apakah hantu takut sama matahari, seperti yang saya lihat di film-film horor?
Beberapa minggu lalu saya membicarakan hal ini bersama teman kampus di sebuah tempat makan di Bekasi.
“Emang lo yakin kalau siang hari nggak ada hantu?”
Film-film horor, sudah mendotrin saya untuk takut ke kamar mandi sendiri. Penyutradaraan otak saya ketika kamar mandi begitu liar.
Nanti ada tangan dalam closet
Ada rambut-rambut panjang di bak mandi. Ketika saya menyiduk air jangan-jangan air berubah menjadi darah. Atau apalah. 
Yang pasti saya takut ke kamar mandi sendirian pada malam hari waktu itu. 
 
Terkadang rasa khawatir berlebihan para orang tua terhadap anaknya dapat memupuk rasa takut dalam diri anak itu sendiri. Dari rasa khawatir anak ke sekolah sendirian sampai rasa khawatir anak mendapat pasangan yang salah.
Tentu orang tua sayang terhadap anaknya. Mereka tidak mau terjadi apa-apa terhadap anaknya. Apalagi menyangkut hal-hal yang buruk. Tetapi volume rasa khawatir itu sendiri mesti dikecilkan.
Intinya rasa takut itu kerap kali dipupuk di dalam kehidupan kita. Entah melalui orang tua, teman, bahkan televisi dan film-film. Hingga secara tidak sadar rasa takut itu lebih banyak mengendap di dalam diri ketimbang rasa keberanian.
Yang pasti rasa takut itu tidak boleh dihadirkan secara berlebihan di dalam diri kita. Karena rasa takut itu dapat mengalahkan ketekunan serta dapat mengundang kegagalan dalam setiap bentuk yang bisa dipikirkan. Rasa takut juga dapat mengkaburkan ingatan, mengakibatkan orang tidak bisa tidur, serta mendatangkan kesengsaraan
Tetapi apakah memiliki rasa takut itu salah? Belum tentu.
Tuhan menciptakan rasa takut di dalam diri manusia tidak lain pasti hanya untuk beribadah kepadaNya. Takut pada dosa membuat enggan mendekati kepada perbuatan dosa.
Ketakutan yang dikelola dengan baik akan melahirkan kekuatan yang menggerakan kebangikitan. Ketakutan yang dibarengi rasa keinginan hidup yang lebih baik dan terus bergerak ke arah perbaikan, saya rasa akan menguntungkan ketimbang diam di tempat menunggu keburukan-keburukan menghujam.
Yang jelas semua orang pemberani di dunia ini bukan berarti ia tidak memiliki rasa takut. Keberanian adalah pengusaan rasa takut, bukan ketiadaan rasa takut. Rasa takut tidak lebih dari keadaan pikiran belaka.
Pasti ketakutan-ketakutan saya di atas bisa iya, bisa tidak, mewakili ketakutan-ketakutan pada manusia. Dan yang pasti tidak semua orang demikian. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk sepenuhnya mengontrol pikirannya sendiri.
Ketakutan itu akan hilang dengan sendirinya, seiring waktu serta pemahaman terhadap hal-hal yang dianggap menakutkan.
Ada yang lebih mendasar dari ketakutan-ketakuan tersebut sebenarnya. Salah satunya takut akan kemiskinan
Rasa takut akan kemiskinan tumbuh dari kecenderungan manusia yang diwarisi dari leluhurnya untuk memangsa manusia di bidang ekonomi. Jelas gambaran-gambaran kesengsaraan serta kehinaan muncul bersama datangnya kemiskinan. Karena itu pula manusia begitu takut akan kemiskinan. Tidak heran begitu banyak manusia yang berhasrat untuk memperoleh kekayaan, entah melalui cara halal atau sebaliknya katakanlah korupsi seperti bapak-bapak yang terhormat itu.
Seberapa jauh batas harapan saya terhadap negeri ini. Sulit dimengerti. 
Kendati demikian segala yang menyangkut kebaikan-kebaikan diri wajib terus berjalan. Saya terkadang begitu terbelenggu terhadap masa lalu, baik prihal buruk maupun baik. So,ada lho keinginan saya memainkan ondel-ondel. Kira-kira berat nggak ya??

By: Ahmad Bhadick

SELANJUTNYA >>