Kamis, 01 Agustus 2013

Gawat!! Ada Belasan Motor Ngikutin Gue


Belasan motor ngikutin gue dari belakang. Jantung gue serasa mau copot. Di tengah kepanikan seperti itu, seorang nenek malah teriak ikutan panik. Dengan histerisnya dia teriak: "Ya Tuhaaannn... ada apa ini???"
  Apakah mereka geng motor yang baru-baru ini dikenal karena kesadisannya? Menggergaji kepala korban hingga putus. Melindas badan korban dengan motor. Membakar tangan dengan knalpot yang panas.

Untuk mengetahui detail kejadian itu kita harus kembali ke beberapa jam sebelumnya dimana saat itu saya hendak memberikan les tambahan seorang murid di depok beberapa tahun lalu.

  Depok hari itu sangat terik. Matahari tak sedikitpun menutup wajahnya. Ia bersinar cerah di antara  awan-awan putih bersih bagai kapas yang bergulung indah di biru langit. Sinarnya cukup membuat kulit terasa mau terbakar. Dengan tubuh penuh peluh, saya terus mengendarai sepeda motor di kawasan yang hampir setiap kiri kanannya banyak ruko-ruko berjejer.
  Ketika sedang asyik menikmati sensasi teriknya perjalanan, tiba-tiba semua pengendara diminta untuk memutar balik kendaraannya. Seorang dari hansip tersebut menghampiri saya
"Mohon maaf, Mas. Jalan sementara ditutup. Ada hajatan di depan"
Pernyataan hansip itu saya balas dengan dumelan sumpah serapa saya.
"Sinting, sebentar lagi gue udah mau nyampe"
  Maaf atas nama keegoisan pribadi, memakai jalan yang cuma buat acara nikahan kayaknya hanya bakal nyusahin orang lain deh. Bagaimana kalau diantara kita ada yang mau melahirkan dan harus segera dilahirkan ke rumah sakit? Bagaimana kalau ternyata jalan ini adalah jalan satu-satunya jarak terdekat untuk mengejar waktu menuju bandara supaya tidak ketinggalan pesawat?
  Memang tidak ada hal-hal yang saya takutkan terjadi ketika itu. Satu-satunya yang saya takutkan adalah; saya pasti telat ngajar kalau harus putar balik. Bukan hanya telat, saya rawan batal ngajar karena saking jauhnya perjalanan kalau harus putar balik. Calon-calon pemasukan berkurang deh. aaaagghhhh.....!!
  Beberapa pengendara memutar balik kendaraannya. Saya sempat terdiam sebentar lalu celingukkan mencari jalan yang bisa saya lalui demi mengejar waktu ngajar. Siapa tahu ada jalan.
  Dan benar saja. Saya melihat gang kecil yang luasnya pas untuk ukuran motor. Brilian..
  Saya membelokkan motor menuju gang sempit tersebut. Gang yang letaknya persis berada di kanan rumah besar yang dindingnya bercat kuning itu pasti jalan tikus menuju lampu merah. 
  Baru beberapa meter saya masuk gang, tanpa di duga belasan motor membuntuti dari belakang. Saya sempat panik, tapi perasaan itu hilang karena beberapa alasan. Pertama. Bisa jadi saya nggak salah jalan karena banyak juga motor yang masuk gang ini. Kedua. Kalau pun saya salah jalan, saya tidak sendirian.
  Dengan hitungan detik gang kecil itu sesak oleh motor. Asap dan debu mengepul menjadi satu ke udara. Suara bising knlpot membuat warga yang tinggal disekitar berhamburan keluar. Panik bukan main. Kepanikan saya muncul lagi dan ini lebih-lebih. "Mampus gue!"
  Seorang nenek lari keluar rumah dengan panik dan teriak histeris "Ya Tuhan..ada apa ini??!!"
  Nenek itu terlihat sock. Saya jadi ketakutan setengah mati.
"Maaf Nek, permisi numpang lewat"
  Saya membelokkan motor dengan keseimbangan penuh menghiraukan teriakan si nenek selanjutnya (saya yakin hanya waktu yang bisa menjelaskan atas kejadian ini kepada warga tersebut). Jalan yang sempit membuat saya harus berkonsentrasi penuh, lengah sedikit setang motor saya bakal nyangkut pager kawat berkarat.
  Kegaduhan terus berlangsung. Motor terus berjejal memenuhi gang itu. Warga masih berhamburan keluar melihat apa yang tengah terjadi. Saya akhirnya keluar dari gang itu. Damn!!! Saya mengalami de javu.
  Wait!! ini bukan de javu. this is real! Ternyata saya keluar ke jalan raya yang sama. Jalan kecil itu hanya memutari rumah besar bercat kuning lapuk itu. Saya iba melihat ban-ban motor para pengendara motor yang masuk gang ngikutin saya nongol satu persatu dari dalam gang. Ekspresi mereka ketika sadar ternyata keluar ke jalan yang sama adalah .... ah sudahlah. Buhahahahaha.....
  Itulah motor-motor yang membuntuti saya tempo lalu. Syukurlah mereka bukan geng motor yang terkenal karena kesadisannya itu. Karena kesadisannya sampai-sampai warga lebih khawatir keberadaan geng motor ketimbang kelompok teroris.
  Saya selamat dari geng motor. Tapi pemasukan bulanan saya berkurang karena batal ngajar. Fufufu...

0 komentar :

Posting Komentar